MPKD UGM. Program Pamsimas sebagai kelanjutan program Water Supply and Sanitation for Low Income Communities Project (WSSLIC) merupakan salah satu program pemerintah dalam bidang air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka mencapai target MDG’s mengurangi hingga setengahnya porsi masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap air minum aman dan sanitasi dasar di tahun 2015.
Faktor-Faktor Adopsi Inovasi Program Penyediaan AirMinum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Desa Halubau Dan Jimamun Kabupaten Balangan (Adoption Innovation Factors Program Drinking WaterSupply And Sanitation Community Base (Pamsimas) At Halubau And Jimamun Village Balangan Regency). Disusun oleh : Dian Nugrahini NIM:12/358074/PTK/09329. Sebagai Pembimbing Utama : Ir. Leksono Probo Subanu, MURP., Ph.D. Pembimbing Pendamping : Ir. Dewanti, M.S.
Program Program Penyediaan AirMinum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sebagai kelanjutan program WSLIC merupakan salah satu program pemerintah dalam bidang air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka mencapai target MDG’s mengurangi hingga setengahnya porsi masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap air minum aman dan sanitasi dasar di tahun 2015. Data sekunder mengatakan bahwa ada peningkatan akses terhadap sarana air bersih dan sanitasi yang seharusnya diringi dengan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat (outcome Pamsimas). Diduga teori adopsi inovasi bisa menjelaskan perubahan perilaku masyarakat pada
desa-desa Pamsimas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang bisa menjelaskan proses adopsi inovasi perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Halubau dan Jimamun Kabupaten Balangan.
Pendekatan yang digunakan adalah deduktif kuantitatif dengan metode penelitian survei. Penelitian bersifat deksripsi korelasional/ asosiatif dan komparatif yang dilakukan dengan pendekatan penelitian non eksperimental. Teknik analisis menggunakan uji hubungan (Chi Square) dan uji beda (U Man Whitney).
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat adopsi inovasi praktik PHBS sangat rendah karena jenis keputusan kolektif, inovasi yang sifatnya dipaksakan, terjadi diskontinuansi. Uji hubungan antar variabel bebas membuktikan bahwa terdapat hubungan antara peran agen perubahan dengan pengetahuan, interaksi/ mobilitas berhubungan dengan pengetahuan dan motivasi
seseorang, persepsi berhubungan dengan sikap, pengetahuan berhubungan dengan sikap terhadap inovasi PHBS.
Hasil uji hipotesis hubungan variabel bebas dengan terikat yakni bahwa diantara variabel karakteristik sosial ekonomi (umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, interaksi), pengetahuan, motivasi, sikap, persepsi inovasi dan peran agen perubahan tidak ada yang berhubungan dengan adopsi perilaku. Terdapat perbedaan adopsi inovasi di Desa Halubau dan Desa Jimamun. Rata-rata adopsi PHBS oleh masyarakat Desa Halubau lebih tinggi daripada Desa Jimamun. Output proyek bisa dikatakan berhasil, namun untuk outcome dan benefit belum. Keberlanjutan pengelolaan pasca proyek sangat rendah.
Pembaca web MPKD UGM silahkan untuk berbagi tulisan dan tanggapan yang bersifat positif dan membangun. Untuk komentar silahkan anda masukan di bawah tulisan atau anda bisa menyebarkan tulisan ini dengan mengklik ikon bagikan ini dan beri penilaian dengan like this. Anda juga bisa masuk di page mpkd dengan alamat sebagai berikut : Page MPKD UGM. Serta kunjungi juga groupnya MPKD di Magister Perencanaan Kota & Daerah di facebook. Pembaca yang budiman selain melalui google drive, naskah publikasi ini bisa juga di akses melalui website : http://etd.ugm.ac.id.