MPKD-UGM. Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah menyebabkan pengurangan produksi pangan pokok (padi) secara signifikan. Upaya perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan telah banyak dilakukan oleh pemerintah daerah dalam bentuk peraturan daerah. Namun demikian peraturan yang dibentuk belum memuat lokasi dan sebaran lahan pertanian pangan dan lahan cadangan pangan. Permasalahan utamanya adalah belum adanya model dalam identifikasi kawasan pertanian pangan berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Model Identifikasi Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) Di Kabupaten Ngawi. berdasarkan penulis dari saudara : Wahyudi NIM : 14/370974/PTK/9773. Pembimbing Utama : M. Sani Roychansyah, S.T., M.Eng., D.Eng Pembimbing Pendamping :Ir. Gunung Radjiman, M.Sc.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proyeksi kebutuhan lahan sawah, merumuskan model identifikasi Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B), dan mengidentifikasi model yang dipilih untuk penentuan KP2B di Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan pemodelan dengan metode gabungan (mix-methode) melalui Geographic Information System (GIS) dan Focus Group Discussion (FGD).
Model yang dirumuskan merupakan model yang bertitik tolak dari Metode Eksisting yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Metode eksisting kemudian dimodifikasi dengan dengan menggunakan asumsi maksimasi dan minimasi melalui kajian teoritis, kemudian diolah menggunakan GIS dengan tiga deliniasi (batasan administrasi, spatial contiguity, dan maximum coverage) sehingga menghasilkan rumusan metode identifikasi untuk usulan di lapangan. Rumusan identifikasi yang terbentuk kemudian dilakukan pengujian melalui FGD tahap I dan dilakukan perbaikan, hasilnya adalah model identifikasi KP2B. Model yang sudah terbentuk kemudian dipilih melalui FGD tahap II dengan melibatkan berbagai unsur pemerintah daerah, DPRD, akademisi, dan kelompok tani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: kebutuhan lahan sawah di Kabupaten Ngawi selama 20 tahun mendatang masih tercukupi untuk konsumsi domestik; metode yang dapat digunakan dalam identifikasi Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan terdiri dari Marasi, Maguity, Marage, Mirasi, Miguity, Mirage. Model Marasi menggunakan beberapa variabel dan asumsi bahwa produktivitas lahan (Iprod) untuk menghasilkan tanaman padi >= 3 ton/ha, indeks pertanaman (IP) 2 kali/tahun, Status Daya Dukung Lahan (DL) dalam kondisi sustain/conditional sustain, Status Daya Dukung Air (DA) dalam kondisi sustain/conditional sustain/overshoot, Status Irigasi (I) berstatus irigasi teknis/semi teknis/irigasi sederhana, Kesesuaian Lahan memiliki status sangat sesuai/sesuai, dan deliniasi menggunakan batasan administrasi kecamatan; Model Marasi merupakan cara moderat yang dipilih sebagai Model Identifikasi KP2B oleh seluruh stakeholder karena dianggap sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Pembaca web MPKD UGM silahkan untuk berbagi tulisan dan tanggapan yang bersifat positif dan membangun. Untuk komentar silahkan anda masukan di bawah tulisan atau anda bisa menyebarkan tulisan ini dengan mengklik ikon bagikan ini dan beri penilaian dengan like this. Anda juga bisa masuk di page mpkd dengan alamat sebagai berikut : Page MPKD UGM. Serta kunjungi juga groupnay MPKD di Magister Perencanaan Kota & Daerah di facebook. Pembaca yang budiman selain melalui google drive, naskah publikasi ini bisa juga di akses melalui website : http://etd.ugm.ac.id.
Kata kunci: Alih Fungsi Lahan Pertanian, Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Pemodelan, Geographic Information System (GIS). (Admin/Poer)