Bangsa yang besar dan mandiri memiliki suatu ketahanan terhadap ancaman baik itu kekurangan pangan, sandang dan ketahanan nasional. Indonesia adalah daerah yang banyak memiliki daerah yang rawan bencana baik tanah longsor, banjir dan bencana lain.
Ketahanan terhadap bencana merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan pada daerah rawan bencana. Salah satu prioritas kajian ketahanan bencana ditujukan pada permukiman nelayan yang memiliki kerentanan bencana dan merupakan kawasan paling terdampak bencana di wilayah pesisir. Permukiman nelayan Kota Probolinggo dengan jumlah nelayan terbesar jika dibandingkan kota-kota pesisir lain di Provinsi Jawa Timur yang memiliki kelas risiko bencana multi ancaman tinggi merupakan wilayah yang penting untuk diteliti dengan pendekatan ketahanan bencana.
Penelitian ini ditujukan untuk mengukur tingkat ketahanan terhadap bencana, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan terhadap bencana serta strategi adaptasi untuk meningkatkan ketahanan terhadap bencana di permukiman nelayan. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk merepresentasikan kebutuhan pendekatan guna peningkatan ketahanan bencana di permukiman nelayan dan wilayah pesisir dengan karakteristik sejenis.
Penelitian ini dilakukan pada permukiman nelayan Kelurahan Mayangan yang memiliki kompleksitas sistem dari luas wilayah, jumlah nelayan dan dukungan sistem minapolitan terbesar. Pendekatan penelitian ini adalah deduktif dengan metode gabungan kuantitatif dan kualitatif. Data yang digunakan yaitu data primer melalui kuesioner persepsi stakeholder kunci dan masyarakat pada permukiman nelayan serta data sekunder yang terkait dengan pengelolaan bencana. Sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu analisis kuantitatif dengan metode CCR (Coastal Community Resilience) untuk penilaian tingkat ketahanan bencana dan analisis skala likert untuk identifikasi faktor-faktor ketahanan bencana serta analisis kualitatif untuk mengidentifikasi strategi adaptasi ketahanan becana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketahanan bencana permukiman nelayan masuk dalam kategori kelas ketahanan sedang, dimana faktor internal yang berasal dari karakteristik masyarakat lokal dengan kerentanan sosial ekonomi sebagai faktor yang mempengaruhi ketahanan bencana dan keterbatasan pengembangan strategi adaptasi untuk meningkatkan ketahanan bencana pada adaptasi fisik. Kerentanan masyarakat tersebut menyebabkan belum adanya kemandirian komunitas serta besarnya ketergantungan terhadap peran pihak eksternal (khususnya pemerintah) dalam mendukung upaya peningkatan ketahanan bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Pembaca web MPKD UGM silahkan untuk berbagi tulisan dan tanggapan yang bersifat positif dan membangun. Untuk komentar silahkan anda masukan di bawah tulisan atau anda bisa menyebarkan tulisan ini dengan mengklik ikon bagikan ini dan beri penilaian dengan like this. Anda juga bisa masuk di page mpkd dengan alamat sebagai berikut : Page MPKD UGM. Serta kunjungi juga groupnay MPKD di Magister Perencanaan Kota & Daerah di facebook. Pembaca yang budiman selain melalui google drive, naskah publikasi ini bisa juga di akses melalui website : http://lib.ugm.ac.id.
Penulis : Cicilia Chrysta Bening Wardhani Pembimbing 1 : Deva F. Swasto Pembimbing 2 : M. Sani Roychansyah KataKunci : Ketahanan Bencana, Permukiman Nelayan, Wilayah Pesisir