• Perpustakaan
  •  Palawa
  • Portal Akademik
  • Portal UGM
  • Prolat MPWK
  • Webmail
  • Bahasa Indonesia
    • English
    • Bahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang
    • Visi dan Misi
    • Akreditasi
      • Nasional
      • Internasional
    • Jaringan & Kerjasama
      • Mitra Kerja Sama
    • Kalender Akademik
    • Hubungi Kami
  • Komunitas
    • Staf Pengajar
    • Staf Kependidikan
    • Organisasi Mahasiswa
    • Alumni
      • Komunitas Alumni
      • Pelacakan Studi
      • Layanan Alumni
  • Program
    • Master by Course
      • Silabus & Kurikulum
      • Strategi Pembelajaran
    • Master by Research
      • Kurikulum
      • Strategi Pembelajaran
    • Double Degree Program
      • Double Degree University of Groningen
      • Kobe University
    • Penerimaan Mahasiswa Baru
    • Program Pelatihan
  • Mahasiswa
    • Yudisium dan Wisuda
    • Prestasi
    • Beasiswa
    • Layanan
      • Fasilitas
      • Layanan IT UGM
      • SIMASTER UGM
      • Perpustakaan UGM
      • FT UGM Cloud Printing
      • Unggah Mandiri
      • Wisuda UGM
  • Penelitian
    • Agenda Riset
    • PUBLIKASI
    • JURNAL
  • Link
    • UNDUHAN
    • Prolat MPWK UGM
    • DPP UGM
    • OIA UGM
    • Perpustakaan UGM
    • Perpustakaan FT UGM
    • S1 PWK
    • Fakultas Teknik
    • OIA Fakultas Teknik
    • DTAP UGM
    • S2 Arsitektur
    • S3 Arsitektur
    • PSPPR UGM
  • Beranda
  • PUBLIKASI
  • Ide Kota Inklusif Di Kota Yogyakarta: Persepsi Publik

Ide Kota Inklusif Di Kota Yogyakarta: Persepsi Publik

  • PUBLIKASI
  • 8 Februari 2019, 09.55
  • Oleh: Purwantara
  • 0

Ide Kota Inklusif Di Kota Yogyakarta: Persepsi Publik, salah satunya adalah dengan melihat persepsi masyarakat terhadap pembangunan di kota Yogyakarta dari perspektif tiga dimensi kota inklusif yang dibagi dalam beberapa indikator. Tesis ini hasil karya dari saudara : Honas Firdaus, S.T., M.IDS., M.URP. mahasiswa Linkage angkatan 2014 Pembimbing Utama : Muhammad Sani Roychansyah, S.T., M.Eng., D.Eng.

Pada tahun 2015 Pemerintah Kota Yogyakarta menetapkan empat kecamatan yaitu Wirobrajan, Gondokusuman, Kotagede dan Wirobrajan sebagai pilot proyek kebijakan pembanguan dengan konsep kota inklusi. Kota inklusi adalah kota dimana semua masyarakat mampu hidup bersama-sama dengan aman dan nyaman, serta mempuntai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi penuh dalam dimensi spasial,sosial dan ekonomi tanpa adanya diskriminasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembangunan yang telah ada sejalan dengan prinsip pembangunan inklusif dengan cara mencari persepsi masyarakat terhadap kebijakan pembangunan yang berjalan selama ini. Salah satunya adalah dengan melihat persepsi masyarakat terhadap pembangunan di kota Yogyakarta
dari perspektif tiga dimensi kota inklusif yang dibagi dalam beberapa indikator. Selain itu, perlu diketahui persepsi stakeholder dan orang tua mengenai kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta yang telah mengadopsi konsep inklusi pembangunan, yaitu kebijakan pendidikan inklusif yang telah berjalan dari tahun 2008.

Metodologi penelitian ini menggunakan metode campuran, salah satu metode menganalisisnya adalah Importance Pemformance Analysis (IPA). Metode ini digunakan untuk mengetahui indikator yang berkinerja baik dan indikator yang perlu ditingkatkan dan membutuhkan tindakan perbaikan secepatnya. IPA tidak hanya untuk menguji kinerja indikator tetapi juga pentingnya indikator sebagai faktor penentu dalam kepuasan atau penilaian masyarakat.

Hasil penelitian menunjukan tingkat kepentingan untuk semua indikator adalah 4,49 dan tingkat kinerjanya adalah 3,69. Dengan skor kinerja masih di bawah skor kepentingan, dapat disimpulkan bahwa tingkat inklusifitas Kota Yogyakarta masih belum mencapai 100%. Dapat disimpulkan bahwa kinerja pembangunan belum memenuhi harapan masyarakat. Oleh karena itu, indikator di kuadran A dan C perlu ditingkatkan dan membutuhkan perbaikan.

Dari penelitian ini juga disimpulkan bahwa hanya 53% orang tua merasa puas terhadap program pendidikan inklusi, sementara 38% menyatakan cukup, dan 9% tidak puas. Selain itu, berdasarkan persepsi guru,
menyatakan bahwa output dalam hal fasilitas, jumlah guru profesional dan penilaian berkelanjutan kondisi anak-anak dan kinerja pendidikan sangat tidak memadai. (Artikel by Honas Firdaus Photo by MediaIndonesia)

Tags: Importance Performance Analysis kota inklusi persepsi Yogyakarta

Recent Posts

  • MPWK UGM Lakukan Wawancara Calon Mahasiswa Pascasarjana Timor Leste
  • Mahasiswa MPWK UGM Lakukan Survei Lapangan di Jawa Barat
  • Understanding Complexity of the Development in Various Context
  • Mengulas Perencanaan di Indonesia dalam Konteks Perencanaan Negara Berkembang
  • Mahasiswa MPWK UGM Terpilih Menjadi Partisipan Program YPP ISOCARP 2024
Universitas Gadjah Mada

Magister Perencanaan Wilayah dan Kota

Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan

Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta 55281

   mpwk@ugm.ac.id
   +62 (274) 580095; 580101
   +62 (274) 580052

© 2019 Magister Perencanaan Wilayah dan Kota

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju